loading...

Tuesday, December 4, 2012

cerpen pengalaman

BUAH KESABARAN YANG TULUS
Aku adalah seeorang anak sulung yang terlahir dari keluarga sederhana. aku sekarang duduk di kekas 3 SMA, saat ini pula aku sedang dihadapkan oleh ujian nasional yang mungkin bagi setiap  siswa adalah rintangan yang paling mencekam. Begitu pula  bagi aku, seorang siswa yang selalu mengayuh sepeda onta jaman dahulu setiap hari, hujan dan panas tanpa mengenal lelah kujalani dengan ikhlas dan sabar.
hari selalu berganti hingga pada akhirnya tibalah waktu ujian nasional tanggal 11 Maret 2000, rasa syukur aku ucapkan pada yang kuasa karena aku dapat menyelesaikannya dengan penuh keyakinan. haripun terus berganti hingga tibalah di hari ketiga ujian nasional. Namun dengan sangat sedihnya saat aku pulang ketika aku membuka pintu isi rumah begitu berantakan seperti kapal pecah tanpa ada yang memungutnya. Tanpaku sadari hatiku merasa sakit dan air mata menetes dipipiku.      Ternyata benar apa yang kuduga.Ibu dan ayahku sedang bertengkar di ruang tengah. Saat  itu pula aku langsung masuk kamar dan menangis tanpa bisa ku hentikan, hatiku berkata apa maksud dari semua ini? Kenapa pertengkaran ibu dan ayahku tak pernah henti-henti sejak aku kecil hingga aku dewasa? Ya Alloh aku sudah sabar dan ikhlas dalam menerima semua ini, tapi kenapa pertengkaran ini selalu menyelimuti keluargaku, bahkan saat aku sedang ujian nasional suatu penentuan keberhasilan aku menuntut ilmu. 
Tanpa terasa pula tiba-tiba bapakaku membuka pintu kamarku dan berkata ibumu tak pernah berubah dari dulu seperti itu selalu ngomel-ngomel mulu, bukannya mendoakan kamu tapi malah memperlebar masalah. Kata-kata ayahkupun menambah deras airmataku, sungguh aku sangat sedih. Ayahkupun lalu keluar dari kamarku tanpa meninggalkan seucap kata padaku. dalam lamunan aku merindukan seorang kakak yang mungkin bisa menenangkan kesedihan ini,tapi pada kenyataanya semua itu tidak akan pernah aku dapatkan, tapi sebaliknya justru aku yang harus bisa menjadi peredam kesedihan yang munkin dirasakanoleh adikku.
Pukul 17.00 terpampang dihadapanku, lalu aku mandi dan berniat untuk belajar IPA, tapi ternya aku tak bisa , memperoleh konsentrasi air mata selalu mengalir deras di pipiku. Oh Tuhan….ku mohon keadilannmu hanya kalimat itu yang terbersit dalam hatiku..menutup kesadaranku hingga terbawa tidur sedihku.
Pagi yang cerah disambut indahnya sang matahari tak bisa ku sambut dengan senyum ceria, tapi kusambut dengan mata sembam. Sepeda tua yang selalu setia menemani langkahku menuntut ilmu ku ayuh kembali menuju kampus tercinta. dengan mengucap bismilllahirahmanirrahim ku kerjakan dengan serius dan teliti….hingga pada akhirnya selesai. Tak pernah ku sangka ternyata Alloh maha adil walauku tak  bisa belajar dengan konsentrasi, tapi aku bisa mengerjakan semua soal dengan penuh keyakinan.
Saat itu akupun pulang ke rumah dengan membawa dua perasaaan sedih dan bahagia. sedih karena orang tua selalu bertengkar dan bahagia karena dapat mengerjakan soal. sepeda tua aku ayuh kembali dengan sejuta harapan ibu dan ayah sudah kembali baikan.
Tapi pada kenyataanya tidak seperti itu, malah jauh lebih parah….hingga air mata ini tak bisa keluar walau hati selalu menjerit perih. namun kesabaran selalu aku genggam dengan satu cita-cita ingin menjadi anak yang solihah.
Waktupun selalu berputar, hingga pengumuman hasil ujian nasional aku dapatkan. Tak pernah kusangka tak pernah kuduga aku mendapatkan nilai tertinggi satu SMA dan satu kabupaten. Hal itu pula menjadi suatu kebanggaan bagi aku dan juga keluarga. Dan aku juga senang karena Alloh selalu ada untuk Aku.
karya:siti sofiah
loading...